"Huweeee, perut Caku sakit. Mereka benar - benar tukang bully. Tega - teganya memberi Caku roti melon yang tidak bisa Caku makan", teriak Sakura dramatis. Bocah berambut merah muda itu masih terus meraung - raung di ruang kesehatan. Sebanyak apapun ia memuntahkan apa yang dimakannya, sakit perutnya masih belum mereda. "Kamu sendiri yang membeli dan memakan habis roti itu, Sakura", tegur Aoi frustasi. Ia kelelahan sendiri melihat Sakura yang sedari tadi guling - gulingan bak ulat daun di atas ranjang. Hari ini benar - benar terasa begitu melelahkan. Ditambah lagi dengan tatapan intimidasi dari sepupu bermata hijaunya yang lain yakni Rintama. Hawa di ruangan itu dalam sekejap terasa begitu suram dan mencekam begitu Rintama datang. Bahkan tatapan matanya saja sudah bisa membuat Reoka refleks membungkukkan tubuhnya dan meminta maaf tanpa harus diminta. "Hieee, maafkan kami", ucap Reoka masih dengan posisi menunduk. "Kami benar - benar minta maa
Selamat Datang Di Dunia Kata Yang Tiada Batas Dan Penuh Dengan Keajaiban