Setelah Kettel dari 'Daughter Of The Emperor', 😍nongol lagi satu penampakan Hot Daddy yang menggetarkan hati. 😌Benar - benar cobaan bagiku yang sudah tua ini untuk mencoba pensiun dari dunia yang berkaitan dengan anime, manhwa dan sejenisnya. 🤷 Gimana mau pensiun, kalau belakangan ini makin banyak komik - komik dengan visual maha dahsyat yang memanjakan mata? Bahkan meskipun cerita - cerita di Weco kebanyakan memiliki alur dan latar yang mirip, aku tetap aja kecantol dan rela ngambur - ngamburin pulsa untuk beli tiket. 😅Bodoh amat dah mau melarat, yang penting jiwa bucinku terhadap Chara tampan terpuaskan.
Ya, tidak peduli meskipun cerita - cerita tersebut memiliki benang merah yang sama dimana ceritanya tetap berkisar tentang tokoh utama wanita yang masuk ke dalam novel atau menjalani hidup kedua, aku tetap antusias. Yah, aku memang dari dulu suka dengan cerita - cerita bertema fantasy dan nggak pernah bosan dengan cerita bertema seperti itu.
Setelah sekian lama membaca cerita - cerita bertema reinkarnasi, baru setelah membaca 'Suddenly I Become A Princess' aku sadar kalau karakter antagonis atau karakter pendukung sebenarnya memiliki nasib yang nggak bagus bahkan cenderung menyedihkan, lebih menyedihkan daripada si tokoh utama itu sendiri. Kemaren - kemaren waktu membaca 'Tunangan Kontrak Duke, Dokter Elise, Cerminan Hati dan Putri Dalam Novel' aku masih biasa aja. Nggak terlalu peduli dengan cerita sebenarnya sebelum si karakter pendukung ataupun antagonis kemasukan jiwa yang lain. Toh, dalam pikirku setelah ini mereka semua bakal happy ending karena posisi mereka yang naik tingkat menjadi tokoh utama.
Tapi, setelah ketemu karakter Athanasia dalam 'Suddenly I Become A Princess', hatiku rasanya kesentil. Aduh, hatiku langsung kretek - kretek kalau ingat nasib Athanasia yang di cerita sebenarnya harus mati hanya karena kesalahan yang nggak dilakukannya. Aku sampai mau nangis gegara nasib ngenas Athanasia. Dia yang hanya seorang diri, nggak dianggap ada oleh ayah kandungnya dan berakhir dengan hukuman mati karena fitnah. Kurang sedih apa lagi nasib Athanasia?
Mungkin ketika kita membaca cerita dari sudut pandang dimana Jannette adalah sang tokoh utama, kita akan menganggap kematian Athanasia bukanlah apa - apa. Kita nggak akan merasakan kesedihan apapun karena memang kita terbiasa untuk lebih bersimpati pada nasib tokoh utama. Beranggapan bahwa tokoh utama adalah orang paling baik yang menderita dan pantas untuk berbahagia. Tapi, setelah melihat dari sudut pandang yang lain maka kita akan menemukan ada sosok lain yang sebenarnya juga menderita dan berhak untuk bahagia.
Setelah membaca cerita - cerita bertema begitu, aku juga baru menyadari ternyata predikat antagonis dan protagonis itu sifatnya nggak mutlak. Maksudnya seseorang yang antagonis belum tentu jahat dan seseorang yang dikatakan protagonis belum tentu sepenuhnya baik bak malaikat. Semuanya tergantung dari sudut pandang dan dilihat dari sisi yang mana.
Selain cerita 'Suddenly I Become A Princess', cerita yang dulu sempat membuatku baper adalah 'Dokter Elise'. Aku bahkan lebih penasaran dengan cerita dimana Elise dijatuhi hukuman mati oleh Pangeran dan perasaan pangeran setelah itu. Apa ada perasaan menyesal pada pangeran setelah memutuskan hukuman mati tersebut? Apa setelah itu, pangeran menyadari rasa cinta Elise? 😥 Sangat disayangkan karena nggak ada cerita tentang hal itu karena memang cerita utama adalah tentang kehidupan kedua Elise. Setelah kehidupan kedua, Elise berubah menjadi lebih baik dan pangeran jatuh cinta pada Elise, tapi, tetap saja di cerita yang sebenarnya kisah cinta Elise dan pangeran nggak happy ending.
Di cerita sebelumnya, sosok Elise memang digambarkan sebagai perempuan yang sangat manja, jahat dan gemar berfoya-foya, tapi, kalau aku perhatikan, sebenarnya Elise bersungguh - sungguh mencintai pangeran. Sikap pangeran yang dingin dan nggak mengindahkan semua yang sudah dilakukan Elise untuk pangeran yang akhirnya membuat Elise frustasi dan semakin menjadi.
Dari sudut pandang pangeran, Elise bersalah. Sedangkan dari sudut pandang yang lain sebenarnya pangeran pun punya andil kenapa karakter Elise menjadi antagonis. Seandainya pangeran lebih menghargai apa yang dilakukan oleh Elise dan mau mencoba untuk mengenal Elise mungkin Elise nggak akan menjadi sosok antagonis yang berakhir dengan dijatuhi hukuman mati oleh suaminya sendiri.
Ternyata sesuatu memang nggak bisa diputuskan atau dinilai hanya dengan melihat satu sisi karena ketika sisi itu dibalik, yang terlihat setelah itu akan sangat berbanding terbalik dengan yang sebelumnya. Sekali lagi yang jahat belum tentu jahat dan yang baik nggak sepenuhnya baik.
Ya, tidak peduli meskipun cerita - cerita tersebut memiliki benang merah yang sama dimana ceritanya tetap berkisar tentang tokoh utama wanita yang masuk ke dalam novel atau menjalani hidup kedua, aku tetap antusias. Yah, aku memang dari dulu suka dengan cerita - cerita bertema fantasy dan nggak pernah bosan dengan cerita bertema seperti itu.
Setelah sekian lama membaca cerita - cerita bertema reinkarnasi, baru setelah membaca 'Suddenly I Become A Princess' aku sadar kalau karakter antagonis atau karakter pendukung sebenarnya memiliki nasib yang nggak bagus bahkan cenderung menyedihkan, lebih menyedihkan daripada si tokoh utama itu sendiri. Kemaren - kemaren waktu membaca 'Tunangan Kontrak Duke, Dokter Elise, Cerminan Hati dan Putri Dalam Novel' aku masih biasa aja. Nggak terlalu peduli dengan cerita sebenarnya sebelum si karakter pendukung ataupun antagonis kemasukan jiwa yang lain. Toh, dalam pikirku setelah ini mereka semua bakal happy ending karena posisi mereka yang naik tingkat menjadi tokoh utama.
Tapi, setelah ketemu karakter Athanasia dalam 'Suddenly I Become A Princess', hatiku rasanya kesentil. Aduh, hatiku langsung kretek - kretek kalau ingat nasib Athanasia yang di cerita sebenarnya harus mati hanya karena kesalahan yang nggak dilakukannya. Aku sampai mau nangis gegara nasib ngenas Athanasia. Dia yang hanya seorang diri, nggak dianggap ada oleh ayah kandungnya dan berakhir dengan hukuman mati karena fitnah. Kurang sedih apa lagi nasib Athanasia?
Mungkin ketika kita membaca cerita dari sudut pandang dimana Jannette adalah sang tokoh utama, kita akan menganggap kematian Athanasia bukanlah apa - apa. Kita nggak akan merasakan kesedihan apapun karena memang kita terbiasa untuk lebih bersimpati pada nasib tokoh utama. Beranggapan bahwa tokoh utama adalah orang paling baik yang menderita dan pantas untuk berbahagia. Tapi, setelah melihat dari sudut pandang yang lain maka kita akan menemukan ada sosok lain yang sebenarnya juga menderita dan berhak untuk bahagia.
Setelah membaca cerita - cerita bertema begitu, aku juga baru menyadari ternyata predikat antagonis dan protagonis itu sifatnya nggak mutlak. Maksudnya seseorang yang antagonis belum tentu jahat dan seseorang yang dikatakan protagonis belum tentu sepenuhnya baik bak malaikat. Semuanya tergantung dari sudut pandang dan dilihat dari sisi yang mana.
Selain cerita 'Suddenly I Become A Princess', cerita yang dulu sempat membuatku baper adalah 'Dokter Elise'. Aku bahkan lebih penasaran dengan cerita dimana Elise dijatuhi hukuman mati oleh Pangeran dan perasaan pangeran setelah itu. Apa ada perasaan menyesal pada pangeran setelah memutuskan hukuman mati tersebut? Apa setelah itu, pangeran menyadari rasa cinta Elise? 😥 Sangat disayangkan karena nggak ada cerita tentang hal itu karena memang cerita utama adalah tentang kehidupan kedua Elise. Setelah kehidupan kedua, Elise berubah menjadi lebih baik dan pangeran jatuh cinta pada Elise, tapi, tetap saja di cerita yang sebenarnya kisah cinta Elise dan pangeran nggak happy ending.
Di cerita sebelumnya, sosok Elise memang digambarkan sebagai perempuan yang sangat manja, jahat dan gemar berfoya-foya, tapi, kalau aku perhatikan, sebenarnya Elise bersungguh - sungguh mencintai pangeran. Sikap pangeran yang dingin dan nggak mengindahkan semua yang sudah dilakukan Elise untuk pangeran yang akhirnya membuat Elise frustasi dan semakin menjadi.
Dari sudut pandang pangeran, Elise bersalah. Sedangkan dari sudut pandang yang lain sebenarnya pangeran pun punya andil kenapa karakter Elise menjadi antagonis. Seandainya pangeran lebih menghargai apa yang dilakukan oleh Elise dan mau mencoba untuk mengenal Elise mungkin Elise nggak akan menjadi sosok antagonis yang berakhir dengan dijatuhi hukuman mati oleh suaminya sendiri.
Ternyata sesuatu memang nggak bisa diputuskan atau dinilai hanya dengan melihat satu sisi karena ketika sisi itu dibalik, yang terlihat setelah itu akan sangat berbanding terbalik dengan yang sebelumnya. Sekali lagi yang jahat belum tentu jahat dan yang baik nggak sepenuhnya baik.
_Cherry Sakura_
Komentar
Posting Komentar