Cherry Sakura

Bagaimana jika suatu saat nanti kita menjadi seorang yang jahat? Benar - benar jahat seperti yang biasa ada di dalam sinetron atau justru karakter antagonis di dalam film bergenre slasher thriller. Pernahkah hal seperti itu terpikirkan di benak kita? Jika dipikir, tidak akan ada seorangpun yang bercita - cita ingin menjadi seorang penjahat. Tapi, sadarkah kita bahwa sebenarnya setiap orang berpotensi untuk menjadi jahat? Bahwa ada si jahat yang bersemayam di dalam hati kita. Si jahat yang hidup entah sejak kapan. Si jahat yang selalu meminta kita untuk memaki ketika marah. Si jahat yang selalu menambahkan bara api di hati ketika amarah sudah membuncah hingga rasanya segala sesuatunya bisa terbakar. Si jahat yang selalu tidak lelah mempengaruhi kita untuk tidak peduli pada sekitar. Si jahat yang selalu membisikkan kata bahwa diri kitalah yang selalu benar. Dan kita sebenarnya menyadari bahwa ia memang ada. Monster bertaring yang hidup dan tumbuh besar di dalam hati. Monster

'Catatan Juang' karya Fiersa Besari, salah satu daftar buku yang sedang atau akan aku baca dan setelah hampir sebulan dibeli, baru kemaren aku berhasil menyelesaikan bacaanku. 🤦Bisa dikatakan itu adalah sebuah penurunan yang luar biasa. Bagaimana bisa aku menghabiskan hampir sebulan hanya untuk membaca buku dengan halaman 303. Aku benar - benar harus membulatkan tekad dan konsisten untuk memulai kembali kebiasaan membacaku. Paling tidak dalam satu hari ada yang bisa aku baca. 💪 Pokoknya harus semangat membaca supaya hari - hariku tidak hanya diisi dengan bermain game atau nyangkut di IG. Kembali ke buku yang ku baca, 'Catatan Juang' merupakan buku kedua dari Fiersa Besari yang ku baca setelah 'Garis Waktu'. Ya, karena di kali pertama membaca aku langsung menyukai rangkaian kata - kata di buku 'Garis Waktu' dan akhirnya aku memutuskan untuk berkelana di buku Fiersa yang lainnya. Aku suka dengan cara penulisan Fiersa Besari tentang cinta, luka b

Bicara soal buku dan kebiasaan membaca, maka yang teringat di benakku adalah rendahnya minat baca masyarakat kita. Sedari dulu sampai sekarang, sepertinya negara kita masih menjadi negara dengan minat baca yang rendah. Buku yang dipenuhi dengan huruf - huruf masih menjadi momok menakutkan bagi kalangan muda. Rip budaya membaca, aku menulis ini bukan untuk menyindir mereka yang tidak suka membaca. Tujuanku bukan itu. Aku menulis ini justru lebih untuk mengingatkan diriku sendiri. Sekedar untuk menyindir diriku yang sepertinya sudah ikut terbuai dengan kenikmatan gadget dibandingkan terlena dengan rangkaian huruf di atas lembaran kertas. Dulu, membaca adalah salah satu hobby dan kebiasaan yang paling menyenangkan. Aku suka sekali ketika melihat buku - buku baru ataupun buku - buku yang belum pernah ku baca. Meminjam buku dari seseorang ataupun membeli secara pribadi sama - sama menyenangkan. Yang terpenting, ada sesuatu yang bisa dibaca. Dalam satu hari, aku bisa membaca sat

Jika kita mengikuti berita tentang Bollywood maka yang saat ini paling ramai diperbincangkan adalah perihal nepotisme di kerajaan Bollywood. Bahkan saat ini Kangana Ranaut menjadi salah satu aktris paling kontroversial karena berani berbicara dengan lantang perihal masalah nepotisme tersebut. Memang tidak bisa dipungkiri para aktris dan aktor pendatang baru era sekarang kebanyakan merupakan putra dan putri dari para aktor dan aktris kenamaan Bollywood. Sebut saja Jahnvi Kapoor putri dari Mendiang Sri Devi, Sara Ali Khan putri dari Saif Ali Khan, Isshan adik tiri dari Shahid Kapoor dan Tiger Schroff yang merupakan putra dari Jackie Schroff.  Sebenarnya masalah nepotisme di Bollywood bukanlah hal baru. Dari jaman dulu para penerus dari klan selebritis Bollywood sudah dipastikan akan mengikuti jejak leluhurnya terjun ke dunia seni. Keluarga Kapoor bisa menjadi salah satu contoh keluarga artis yang paling mendominasi di dunia hiburan Bollywood. Bukan berarti aku mendukung yang n