Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Parody : Hell Boy 4

"Huweeee, perut Caku sakit. Mereka benar - benar tukang bully. Tega - teganya memberi Caku roti melon yang tidak bisa Caku makan", teriak Sakura dramatis. Bocah berambut merah muda itu masih terus meraung - raung di ruang kesehatan. Sebanyak apapun ia memuntahkan apa yang dimakannya, sakit perutnya masih belum mereda. "Kamu sendiri yang membeli dan memakan habis roti itu, Sakura", tegur Aoi frustasi. Ia kelelahan sendiri melihat Sakura yang sedari tadi guling - gulingan bak ulat daun di atas ranjang. Hari ini benar - benar terasa begitu melelahkan. Ditambah lagi dengan tatapan intimidasi dari sepupu bermata hijaunya yang lain yakni Rintama. Hawa di ruangan itu dalam sekejap terasa begitu suram dan mencekam begitu Rintama datang. Bahkan tatapan matanya saja sudah bisa membuat Reoka refleks membungkukkan tubuhnya dan meminta maaf tanpa harus diminta. "Hieee, maafkan kami", ucap Reoka masih dengan posisi menunduk. "Kami benar - benar minta maa

Parody : Hell Boy 3

"Oi, apa ini?", tanya Reoka dengan nada tinggi. Tangan kanannya memegang sebuah roti. Sakura mengerjabkan matanya bingung. Ia melihat ke arah roti yang dipegang Reoka. Roti itu terlihat enak, lalu masalahnya dimana. Sakura bahkan ngiler ingin ikut mencicipi roti yang sedang dipegang Reoka. "Lho. . . Caku beli sesuai dengan perintahmu, kan?" "Kamu lupa, ya? Reoka menyuruhmu untuk membeli Bruschetta", kali ini Aoi yang angkat bicara.  Sakura melongo mendengar nama makanan yang disebutkan Aoi. Berhubung Sakura bukan penggemar makanan Italia, nama seperti itu asing di kepalanya apalagi untuk dilafalkan. "Brus. . . Cheddar?", eja Sakura, kembali melafalkan nama makanan yang tadi disebutkan Aoi. Aoi menghela nafas, mata biru saphire-nya mengarah kepada Reoka yang masih terlihat bersungut - sungut perihal roti yang salah beli. "Reo. . .", panggil Aoi pada sosok berambut merah yang berdiri tepat di hadapannya. "Kan,