Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Aku Dan Aku : Untuk Si Jahat

Hey, kamu yang selalu berpikir untuk menjadi orang jahat. Tidak bisakah kamu enyahkan pikiran seperti itu dari otakmu? Sungguh aku lelah terus berseteru dengan sisi dirimu yang jahat. Sudahlah, berhentilah berharap untuk bisa menjadi anak nakal atau orang jahat. Aku tahu, itu bukan dirimu. Sama sekali bukanlah dirimu. Kamu  tidak akan pernah bisa menjadi anak nakal yang bisa berbuat semaumu. Kamu tidak akan bisa berubah menjadi orang jahat atau egois yang tidak akan pernah merasa bersalah setelah melakukan hal yang buruk.  Tidak bisakah kamu mendengarkan sisi baikmu? Tidak bisakah untukmu sedikit condong padaku. Dengarkanlah aku. Kamu sendiri tidak pernah mengharapkan untuk menjadi orang yang buruk. Kamu tidak bisa karena itulah kamu terus saja merasa bersalah ketika kamu tanpa sengaja atau secara sengaja melakukan kesalahan.  Ku mohon, jangan berharap dirimu berubah seperti itu. Kamu selalu ingin menjadi orang yang baik. Jauh di dalam hatimu, kamu selalu ingin menjadi orang b

Aku Dan Aku : Untukmu Yang Sedang Lemah

Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Ku harap keadaanmu saat ini lebih baik daripada hari - hari sebelumnya. Maaf karena aku baru berbicara padamu hari ini. Aku tidak bermaksud meninggalkanmu, tapi, sikapmu akhir - akhir ini memiliki membuatku marah padamu karena itulah ku tinggalkan kamu sejenak agar kami bisa merenung.  Sejujurnya aku masih tidak tahu apa yang harus ku katakan padamu. Aku tak tahu harus berkata apa lagi karena kamu yang tidak pernah mau mendengarkanku, karena kamu yang selalu mengulangi kesalahan yang sama. Menyerah bahkan sebelum kamu mencoba, berhenti sebelum kamu tahu apa hasilnya.  Hal yang selalu ingin kutanyakan adalah kenapa kamu suka sekali membiarkan masalah berlarut - larut tanpa adanya penyelesaian? Seandainya kamu mau berpikir, seandainya kamu bisa melihat, hidupmu sudah dipenuhi dengan keajaiban dan keberuntungan yang sebenarnya bisa membuat siapapun iri. Tapi, yang kamu lakukan justru menyia - nyiakan apa yang ada di depanmu dan apa yang sudah kuda

Aku Dan Aku : Ketika Kau Patah Hati

Tunggu, sepertinya ada yang salah denganmu belakangan ini. Aku merasa ada yang tidak beres dengan hatimu. Sebenarnya apa yang terjadi padamu hingga membuatmu seakan kehilangan akal sehat? Jangan katakan kalau kau masih memikirkannya. Jangan katakan kalau kau masih berharap untuk bertemu dengannya. Dan aku panik setengah mati ketika kau menganggukkan kepalamu. Kau benar - benar masih berharap bisa bertemu dengannya. Hey, sadarlah! Kau dan dia tidak mungkin bisa bertemu kembali. Ingat, kau hidup di dunia nyata bukan dalam dongeng atau film dimana kebetulan dan keajaiban bisa terjadi. Aku sungguh tidak menyangka kau akan memikirkannya sampai seperti ini. Aku pikir rasa yang kau rasakan itu hanyalah rasa sesaat hanya karena kau sering melihatnya. Aku kira kau akan melupakannya ketika kalian tidak saling bertemu. Tapi, nyatanya kau masih berharap ada kebetulan atau keajaiban yang bisa mempertemukanmu dengannya. Ayolah, apakah kau yakin dengan perasaaanmu? Kembalikan akal sehatmu. Berpi

Aku Dan Aku : Ketika Kau Jatuh Cinta

Apa yang salah denganmu? Pertanyaan itu benar- benar memenuhi isi kepalaku dan membuat mulutku gatal ingin segera melontarkan pertanyaan itu padamu. Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi padamu. Sebelumnya tidak pernah ku rasakan jantungmu berdebar dengan begitu kencangnya. Aku nyaris mengiramu terkena penyakit jantung karena debaran jantungmu yang tidak seperti biasa. Dan tahukah kau, tawaku hampir meledak ketika aku tahu apa yang menjadi penyebabnya. Aku kira hatimu sudah benar - benar membeku dan membuatmu nyaris tidak mengenal dengan yang namanya jatuh cinta kepada seseorang. Tapi, kali ini akhirnya aku bisa merasakan jantungmu berdebar begitu hebat ketika kau melihatnya. Aku benar - benar tidak mengerti, apa seperti itu rasanya menyukai seseorang? Kau terlihat seperti orang bodoh di mataku. Hey, hey!!! Jangan marah dulu padaku karena tadi aku mengatakanmu bodoh. Aku bahkan sampai harus mengulum senyum di bibirku karena tingkahmu saat mencuri pandang padanya terli

Teruntuk Pejuang Dua Garis

Beberapa waktu yang lalu, aku kembali mendengar keluh kesah seorang teman yang sampai saat ini belum mendapat kepercayaan memperoleh momongan setelah satu tahun menikah. Kalau dipikir, waktu satu tahun belumlah terlalu lama, tapi, bagi sepasang suami istri yang sudah menikah ditambah lagi dengan pertanyaan - pertanyaan 'kapan isi? Belum isi juga?' dan segala tetek bengeknya itu lumayan menyiksa. Dan pertanyaan itu akhirnya terlontar 'Apa kekuranganku?'. Suatu pertanyaan yang menyiratkan betapa patah hatinya ia ketika tamu bulanan itu datang. Itu terlukis dengan jelas dengan wajahnya yang sembab yang menandakan bahwa malam mungkin sudah ia habiskan dengan menangis. Duhai para pejuang dua garis, wahai para calon ibu yang sedang menanti sang buah hati yang belum kunjung hadir, itu bukanlah tentang kekurangan. Jika itu menjadi suatu kekurangan lalu apa kurangnya Siti Aisyah hingga ia tak jua mendapatkan keturunan? Jika itu menjadi suatu kekurangan, lalu kurang Sholeh a

Hobby Yang Tak Direstui

Hobby yang tidak direstui, ini sama sakitnya dengan cinta bertepuk sebelah tangan atau cinta yang tidak mendapat restu. Ingin berhenti, hati tidak rela. Ingin tetap melakukan, tapi, merasa bersalah bagai seorang pencuri. Akhirnya semua jadi serba salah ketika hobby itu berbenturan dengan keinginan orang tua dan itu pernah ku rasakan. Sejak dulu, aku bukan tipe orang yang aktif. Dari pada kongkow keluyuran, aku lebih suka berdiam diri di kamar sambil membaca buku. Yup, dari kecil aku suka sekali dengan buku, entah itu komik, novel atau pun tabloid. Waktu SMP aku sudah tergila - gila dengan tulisan Agatha Christie berkat novel - novel misterinya dan R.L Stine dengan 'GooseBump'nya. Sampai sekarang pun aku bahkan masih kagum dengan novel - novel lawas semacam 'Seribu Kunang - Kunang di Manhattan, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijn, Atheis, Canting'. Ketika aku melihat buku, itu seperti aku sedang melihat harta karun. Tapi, sayangnya apa yang aku sukai j

Balada Buku Yang Ku Beri

'Jangan memberikan hadiah berupa buku yang belum pernah dibaca kepada orang lain', 😬 itu yang ada di benakku belakangan ini. Bukan berarti aku berniat memberikan buku bekas kepada orang lain, tapi, yang ku maksudkan di sini adalah akan jauh lebih aman kalau aku memberi hadiah buku yang sudah pernah ku baca dimana aku sudah tahu isinya seperti apa.  Beberapa hari yang lalu aku memang memberikan buku untuk salah satu temanku yang juga suka membaca, tapi, yang membuatku sempat sport jantung ketika dia bilang buku itu ditulis oleh penulis wattpad khusus tulisan dewasa. 🤯 Aku langsung schok, dong, ya! Karena memang sebelumnya aku sempat membeli novel yang ternyata bergenre +21. Mendadak aku berasa kayak ngasih dosa jariyah. 😫Aku langsung kepikiran untuk mengambil kembali apa yang sudah ku beri dan mengganti dengan buku yang lain.  Kebiasaanku dari dulu kalau beli buku nggak pernah merhatiin genre atau keterangannya. Lihat sampul bagus ambil, baca sinopsis oke ambil, wala

Tentang Cinta : Rahul Atau Aman, Cinta Siapa Yang Lebih Baik?

Rahul dan Aman, kedua karakter ini adalah karakter pria yang ada dalam film Kuch Kuch Hota Hai, film India sejuta umat alias tontonan wajib Bolly Mania 😁. Padahal ceritanya sudah hafal di luar kepala, sudah katam ditonton berpuluh - puluh kali, tapi, herannya film satu ini seperti tidak pernah kadaluarsa untuk ditonton😅. Bahkan walaupun aku suka jengkel sendiri dengan karakter plin-plan Rahul, aku tetap setia dengan film ini🤣. Yup, selain karakter Shahrukh Khan di Kabhi Alvida Na Kehna, karakter Shahrukh Khan di Kuch Kuch Hota Hai juga menjadi salah satu karakter yang aku tidak suka. Kalau dulu yang namanya tokoh utama pasti bakal dipuja - puja, tapi, setelah aku dewasa dan akal sehatku bekerja, aku baru menyadari kalau seorang Rahul tidak lebih gentle dari seorang Aman 😋. Beneran, deh, waktu aku masih bocah, melihat film India dimana sang pengantin lari dari pesta pernikahannya sendiri demi mengejar pujaan hati kesannya romantis. Tapi, berhubung aku sudah tua, aku baru sadar

Bollywoodku Dulu Dan Kini

Pukul 0:38, aku masih terjaga dan mata masih dalam kondisi on. Entah sudah berapa kali lagu 'Yeh Hum Aa Gaaye Hain Kahan'-nya Udit Narayan dan Lata Mangeskar bersenandung. Beberapa hari ini aku memang lagi senang - senangnya dengerin soundtrack Veer Zara. Dengerin lagu satu ini, jadi ingat masa - masa Shahrukh Khan lagi ganteng - gantengnya dan Preety Zinta masih cantik - cantiknya 🤩😘.  Ya ampun, nggak terasa waktu sudah lewat begitu cepatnya. Era Veer Zara udah jaman kapan? Aku yang termasuk generasi pecinta Bollywood era 90 dan tahun 2000-an sampai kagok sendiri dengan generasi - generasi baru.  🤣 Seketika aku merasa sudah tua sekali. Aku yang dulu merasa superior karena kenal artis - artis jaman dulu, sekarang terbingung - bingung dengan artis - artis pendatang baru macam Disha Patani, Sara Ali Khan, Kartik Aryan, Ananya Panday dan kawan - kawan. Film - film mereka yang mana pun aku nggak tahu karena nggak ngikutin. Boro - boro mau nonton Student Of The Years

Parody : Metabolic Lover 1

Terinspirasi dari : Diabolic Lover Mobil yang membawa gadis berambut merah muda itu masih melaju membelah jalan yang tenang. Begitu pun gadis itu yang masih duduk sembari memandangi pemandangan di luar jendela dengan sikapnya yang begitu anggun. Gadis dengan rambut bak permen kapas itu meremas kedua tangannya yang terasa dingin. Ia mulai resah. Dan keresahan itu semakin menjadi ketika mobil yang membawanya berhenti di sebuah rumah megah yang sangat asing baginya. "Rumah ini. . .", cicitnya dengan suara ragu - ragu dan nyaris tidak terdengar. "Mulai hari ini kamu akan tinggal di sini, Sakura", pemuda berambut hitam yang berdiri di samping gadis itu menimpali perkataan Sakura yang masih menelisik bangunan dengan roman wajah cemas. "Aoi?" Sakura melirik ke arah sepupu kesayangannya. Entah kenapa sedari tadi ia merasa ada sesuatu yang aneh. Aoi yang biasanya selalu tenang terlihat seperti sedang mencemaskan sesuatu. Setelah mentraktir dirin