Bagaimana jika suatu saat nanti kita menjadi seorang yang jahat? Benar - benar jahat seperti yang biasa ada di dalam sinetron atau justru karakter antagonis di dalam film bergenre slasher thriller. Pernahkah hal seperti itu terpikirkan di benak kita?
Jika dipikir, tidak akan ada seorangpun yang bercita - cita ingin menjadi seorang penjahat. Tapi, sadarkah kita bahwa sebenarnya setiap orang berpotensi untuk menjadi jahat? Bahwa ada si jahat yang bersemayam di dalam hati kita. Si jahat yang hidup entah sejak kapan.
Si jahat yang selalu meminta kita untuk memaki ketika marah. Si jahat yang selalu menambahkan bara api di hati ketika amarah sudah membuncah hingga rasanya segala sesuatunya bisa terbakar. Si jahat yang selalu tidak lelah mempengaruhi kita untuk tidak peduli pada sekitar. Si jahat yang selalu membisikkan kata bahwa diri kitalah yang selalu benar.
Dan kita sebenarnya menyadari bahwa ia memang ada. Monster bertaring yang hidup dan tumbuh besar di dalam hati. Monster yang sedikit demi sedikit bisa memakan habis kebaikan yang ada di dalam hati hingga tak bersisa. Ketika kebaikan itu habis tak bersisa maka kita pun telah sepenuhnya ikut berubah menjadi monster.
Setiap orang memiliki sisi jahat, itu pasti. Sama halnya dengan seseorang yang pasti memiliki hati dan empati. Bukankah manusia adalah makhluk yang dikatakan memiliki sifat malaikat dan iblis. Ya, kita bisa menjadi seperti malaikat atau iblis. Itu semua tergantung dari pilihan kita ingin mengikuti kata hati yang mana.
Bahkan di dalam hatiku, aku mengakui bahwa si jahat itu ada. Si jahat yang suka sekali ikut campur. Yang membuatku betah marah berlama - lama. Yang membuatku bisa membenci tanpa alasan. Yang membuatku merasa paling benar. Sungguh itu membuatku begitu frustasi.
Aku tak sepenuhnya baik karena si jahat itu masih ada di hatiku. Sibuk bermain - main dan ketika ia lebih kuat, terkadang aku mendengarkannya. Lalu setelah itu aku menyesal karena sudah melakukan atau mengatakan hal yang salah.
Karena itulah aku sering menulis hal - hal yang baik. Aku menulis hal - hal baik bukan untuk dikatakan sebagai orang baik apalagi malaikat. Aku tidaklah sebaik itu. Jika aku menulis hal - hal baik itu karena aku tidak ingin si jahat yang ada di dalam hatiku semakin kuat dan meraja. Karena aku tidak ingin sepenuhnya menjadi orang jahat.
Si jahat itu ada dan selama kita hidup, ia juga akan tetap hidup bersama kita. Tidak ada seorangpun yang bisa membunuhnya. Tidak ada yang bisa melenyapkannya. Hanya diri kita sendirilah yang bisa menekan si jahat itu agar taringnya tidak semakin tajam menggigit setiap kebaikan yang ada di dalam hati kita.
_Cherry Sakura_
🌵🌵🌵
Komentar
Posting Komentar