Langsung ke konten utama

Tentang Cinta : Bidam & Deok Man

ANTARA CINTA DAN EGO

Bidam dan Deok Man, kedua karakter ini berasal dari Drama The Great Of Queen Seok Deok yang dibintangi oleh Lee Yoo Won dan Kim Nam Gil. Meskipun aku bukan pecinta drama bertema saeguk, tapi, aku sempat jatuh cinta dengan drama ini. Ada banyak intrik di dalamnya dan aku sangat menyukai karakter - karakter yang ada. Entah itu karakter protagonis atau antagonis, masing - masing memiliki kelemahan dan kekuatannya sendiri. Dan dari sekian banyaknya karakter yang ada, karakter Bidam dan Deok Manlah yang paling menarik perhatianku (Termasuk Mishil, aku suka dengan karakter Mishil meskipun dia adalah karakter antagonis). 

Berbeda dengan drama Korea kebanyakan, drama The Great Of Queen Seon Deok memang tidak terlalu memfokuskan pada kisah percintaan para pemainnya. Romantisme itu memang ada, tapi, hanya sebagai bumbu penyedap saja. Meskipun scene romantis tidak terlalu mendominasi, tapi, aku suka dengan hubungan yang terjalin antara Bidam dan Deok Man. Manis, walaupun di antara mereka masih ada batas yang menghalangi keduanya.

Seperti yang kita ketahui, status terkadang sangat mempengaruhi suatu keadaan dan sebuah hubungan, terlebih lagi ketika wanita yang dicintai memiliki status yang lebih tinggi. Itulah yang terjadi pada hubungan Bidam dan Deok Man. Deok Man adalah Ratu Silla sedangkan Bidam adalah Putra dari Mishil yang merupakan musuh Deok Man. Hanya dari itu saja kita bisa menilai hubungan keduanya tidak akan bisa semudah yang dibayangkan. Dan hal itu semakin diperburuk dengan karakter Bidam yang ambisius.

Bagi yang pernah menonton The Great Of Queen Seon Deok pasti tahu bagaimana akhir dari kisah Bidam dan Deok Man. Meskipun sebenarnya saling mencintai, Bidam yang ambisius pada akhirnya mengkhianati Deok Man. Bidam melakukan pemberontakan bukan semata - mata untuk dirinya sendiri, tetapi, juga untuk mendapatkan Deok Man (walaupun sebenarnya itu juga karena hasutan - hasutan dari orang - orang tertentu). Bidam yang selama ini selalu berada di samping Deok Man dan mendukungnya pada akhirnya memilih berada di depan untuk menghadapi Deok Man.

Mungkin bagi Bidam, yang dilakukannya adalah hal yang benar. Ia harus mendapatkan apa yang dia inginkan dengan cara apapun. Bidam memang memiliki karakter yang berbeda dengan Yushin. Siapapun tahu jika Yushin juga mencintai Deok Man, tapi, Yushin lebih memilih menunjukkan rasa cintanya dengan tetap berdiri di belakang Deokman, tetap setia dan mendukung Deok Man. Sedangkan Bidam tidak bisa seperti itu. Ia tidak bisa hanya diam atau berdiri di belakang saja. Bidam lebih gamblang dalam mengutarakan perasaannya, tak peduli bahwa Deok Man adalah Ratu Silla. Bahkan bisa dikatakan, Bidam adalah satu - satunya orang yang masih berani memanggil Deok Man dengan namanya tanpa embel - embel ratu.

Bidam mencintai Deok Man, tapi, sayangnya cinta itu juga menjadi sebuah ambisi dan obsesi bagi Bidam hingga akhirnya Bidam justru salah langkah. Ia melakukan pemberontakan, suatu kesalahan luar biasa yang tak bisa dimaafkan begitu saja. Kesalahan dimana Deok Man selaku ratu saja tidak bisa memberi maaf. Mereka yang seharusnya bisa berbahagia sebagai pasangan justru berakhir dengan perpisahan. Deok Man harus melihat orang yang dicintainya mati di depan matanya sedangkan Bidam harus mati di depan wanita yang dicintainya tanpa sempat mengucapkan apa yang ingin diucapkannya. 

Sekali lagi, ambisi dan obsesi itu justru mematikan segalanya. Mencintai dengan obsesi tidak akan berakhir baik karena obsesi sering kali mengantarkan ke jalan yang salah. Obsesi dan ego, hati - hati dengan keduanya. Ketika mencintai, ada ego yang harus ditahan. Mencintai itu tidak mudah, sangat tidak mudah dan ujiannya tidak akan pernah usai. Ada begitu banyak orang yang pada akhirnya memilih untuk menyerah karena tidak tahan dengan ujiannya. Jika mencintai hanya sebatas mencintai, segalanya mungkin mudah dan kita tidak akan menemukan pasangan - pasangan yang memilih untuk bercerai.

Nyatanya dalam mencintai, kita juga harus bisa bertahan. Mempertahankan rasa cinta dan juga menekan ego. Menekan ego memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih ketika sang wanita memiliki status dan karier yang lebih tinggi dari si pria. Bagaimanapun juga pasti akan ada rasa terintimidasi dari pihak pria. Seperti yang diketahui, sering kali pria justru merasa tersaingi dan terancam  ketika si wanita memiliki posisi dan karier yang lebih cemerlang darinya.

Itulah yang terjadi pada Bidam. Melihat karakter Bidam, kita akan tahu bahwa Bidam bukanlah tipe orang yang bisa digurui atau diatur. Seperti halnya sang ibu, Bidam adalah orang yang ambisius. Ia harus mendapatkan wanita yang dicintainya, tapi, ia juga tidak bisa jika wanita itu berada di posisi yang lebih tinggi darinya. Padahal sedari awal Bidam termasuk orang yang turut membantu Deok Man hingga bisa menjadi ratu, tapi, pada akhirnya Bidam justru merasa terganggu dengan posisi Deok Man sebagai seorang ratu.

Dalam hal ini, aku juga tak sepenuhnya menyalahkan Bidam. Bagaimanapun juga begitulah naluri lelaki. Kesalahan Bidam disini karena ia tak bisa menahan egonya dan tidak percaya sepenuhnya pada Deok Man sehingga termakan hasutan orang - orang yang tak bertanggung jawab. Ternyata benar lidah yang tidak bertulang jauh lebih berbahaya dari pada pedang sekalipun. Jika saja Bidam lebih bersabar dan bisa menahan egonya, jika saja Bidam bisa sedikit percaya pada orang yang  dicintainya, mungkin keduanya bisa hidup bersama sebagai sepasang kekasih yang saling mencinta.

Deok Man sendiri bahkan telah memutuskan untuk merelakan tahta dan memilih hidup sebagai rakyat biasa bersama Bidam. Deok Man sadar bahwa untuk bahagia ia tidak bisa mendapatkan keduanya. Ada hal yang harus dipilih dan dilepaskan. Hidup bersama Bidam menjadi pilihan Deok Man dan untuk mewujudkan hal itu, Deok Man perlu sedikit waktu. Hanya sedikit waktu, tapi, itu justru membuat Bidam salah paham dan merasa tidak dibutuhkan.

Mungkin benar ketika kita jatuh cinta dan mencintai, kita harus menjadi orang yang kuat karena mencintai bukan hanya sekedar mencintai. Ada banyak pondasi yang dibutuhkan agar cinta itu bisa tetap bertahan dan tidak hancur hanya dalam sekejap mata. Bukankah untuk membangun sebuah rumah yang nyaman dan aman diperlukan pondasi yang juga kuat? Tiang, dinding dan atap. Jika salah satunya tak ada, bagaimana bangunan itu bisa disebut sebagai rumah yang aman dan nyaman? Begitu juga dengan cinta. Ia tak bisa berdiri sendiri. Harus ada pondasi yang bisa menopang agar cinta itu tetap kuat.

Karena itu, dalam mencintai harus ada rasa saling percaya dan pengertian. Jika tak ada rasa percaya, bagaimana bisa kau merasa aman dalam menjalin sebuah hubungan? Jika tidak bisa saling mengerti, bagaimana bisa cinta itu menjadi sebuah rasa yang nyaman dan menenangkan? Hati - hati dengan cinta yang tidak diikuti dengan kepercayaan. Waspada pada cinta yang lebih mementingkan ego. Cinta yang seperti itu tidak akan pernah memberi perasaan aman. Cinta yang seperti itu hanya akan menyiksa.

Dan itu yang terjadi pada Bidam. Ia merasa curiga, merasa tidak aman dan akhirnya ego yang mengambil alih perasaannya. Ego yang bermain dan itu justru membuat keadaan semakin memburuk. Jika ego yang berbicara, jika mulut orang lain yang berbicara, maka berhati - hatilah. Itu bisa menjadi kiamat untuk sebuah hubungan. Itulah kenapa dalam cinta dibutuhkan rasa saling percaya dan pengertian. Sebuah hubungan bisa dibangun dengan cinta, tapi, rasa percaya dan pengertianlah yang bisa menjaga hubungan tersebut.

Jangan saling menaruh curiga, jangan bersikeras mempertahankan ego. Ada saatnya rasa curiga itu datang, tapi, jangan biarkan rasa curiga itu berkuasa dan menjadi hantu yang selalu mengganggu. Bicarakan baik - baik apa yang selama ini ingin kau tanyakan dan apa yang selama ini mengganggu. Bukankah jauh lebih baik bertanya langsung sambil bertatap mata daripada mendengarkan ucapan orang lain? Ingat, orang lain tetaplah orang lain. Mereka belum tentu tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi. Satu di antara orang lain itu bisa saja menjadi pendengar dan penasehat yang baik, tapi, lebih dari pada itu kebanyakan justru akan menjadi provokator dan kompor yang memperburuk keadaan.

Cukup Bidam saja yang salah jalan, kamu atau yang lain jangan sampai mengalami hal yang sama. Jangan sampai jalan yang kau pilih malah menyusahkan orang yang kau cintai. Jangan sampai egomu menjadi penyebab hancurnya hubungan yang telah terjalin. Jangan saling menyiksa satu sama lain. Melihat kisah cinta Bidam dan Deok Man yang berakhir tragis saja sudah membuat kita banjir air mata, apalagi kalau hal seperti itu benar - benar sampai terjadi di dunia nyata. Pasti akan sangat menyakitkan ketika cinta itu harus hancur hanya karena kesalahpahaman dan ketidakpercayaan. Jangan sampai ada penyesalan karena penyesalan yang datang terlambat tidak akan ada gunanya.


_Cherry Sakura_



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seleraku : 5 Artis Bollywood Dengan Mata Terindah

1. Aishwarya Rai Bachchan Aku selalu bertanya - tanya bagaimana bisa Aish memiliki bola mata berwarna hijau seperti itu mengingat Aish berdarah India asli? Benar - benar asli India dan bukan blasteran, tapi, lihat matanya. Berwarna Emerald dan itu bukan karena Aish memakai softlens. Aish benar - benar memiliki mata dengan warna yang sangat cantik dan indah. 2. Hrithik Roshan Bisa dibilang Hrithik ini Aishwarya versi pria karena sama - sama memiliki bola mata berwarna kehijauan. Mata Hrithik terlihat indah dan berkilau. Apalagi kalau matanya dishoot dari dekat. Wuiiiiih, aku yang ngelihat jadi klepek - klepek. Ternyata didunia bisa ada mata semacam karakter anime begitu, ya? 3. Rani Mukherji Aku heran, kenapa mata seorang Rani Mukherji bisa secerah itu? Matanya bening banget dan terlihat teduh sekaligus menenangkan. Tanpa harus memakai softlens, mata Rani sudah terlihat begitu indah dan mempesona. 4. Deepika Padukone Entah kenapa, aku merasa tatapan

Seleraku : 10 Film Terbaik Rani Mukerji

1. Kuch - Kuch Hota Hai Walaupun di film ini Rani hanya menjadi Supporting Actress, tapi, film inilah yang mampu mengangkat nama seorang Rani Mukerji menjadi seorang actress papan atas. Bahkan Rani berhasil meraih penghargaan Best Supporting Actress. Karakter Tina begitu melekat di ingatan penggemar film Bollywood. Bahkan yang membuatku menyukai seorang Rani Mukerji, ya, karena perannya sebagai Tina Malhotra yang cantik dan feminine. Pada kenyataannya Kuch - Kuch Hota Hai adalah satu satu film Rani yang paling sukses dan nggak lekang oleh waktu. Sampai sekarang saja, TV swasta kita masih sering memutar film yang bercerita tentang persahabatan Rahul dan Anjali ini. Saking seringnya, jalan ceritanya mungkin sudah kita hafal di luar kepala. Lagu - lagunyapun masih sangat enak didengarkan, nggak kalah dengan lagu dari film Bollywood terbaru. Pokoknya film satu ini adalah film wajib yang harus ditonton bagi penggemar film Bollywood. Jangan ngaku sebagai penggemar Shahrukh, Kajol dan R

Seleraku : 10 Lagu K-Pop Bertema Fantasy Dreamy Terfavorite

1. IU - You And I Melihat Music Video dan mendengar lagu IU satu ini benar - benar bisa membawaku ke dalam dunia khayalan. Story line-nya 'fantasy' banget ala - ala Sleeping Beauty. Tapi, bedanya yang tertidur adalah cowok cute dan unyu - unyu, bukan si Putri Cantik. Sumpah, Lee Hyun Woo di sini imut banget. Jadi pengen cubit - cubit pipinya, dech. Cocok banget dipasangkan dengan IU yang juga super cute. Awal nemu Music Videonya, aku sampai mutar berulang kali saking suka dengan story linenya. Entah karena apa, Lee Hyun Woo bisa sampai tertidur, koma atau mati suri. Yang jelas Hyun Woo nggak sadarkan diri dan IU tetap setia menanti Hyun Woo terbangun lagi bersama dengan si bebek pakai syal # Lucu banget, dech, itu bebek. Setelah sekian lama, IU mulai putus asa karena Hyun Woo nggak juga membuka mata hingga akhirnya IU memilih pergi dengan memakai mesin waktu bersama si bebek dengan harapan Hyun Woo akan kembali tersadar secepatnya. Yah, meskipun konsekuensinya mereka berdua