Ratu Yang Tak Bisa Menangis
Sang malam mengintai, sepi menyusup dalam hati
Mengiris perih, menabur luka
Ingin aku berteriak memanggil namamu
Berharap angin akan membawamu padaku
Berharap waktu akan berputar kembali ke hadapanku
Kembali ke masa dimana aku tak bisa sebut namamu
Saat - saat dimana tak bisa ku gapai tanganmu
Dan airmataku tak bisa luruh tuk tangisi kepergianmu
Tak menangisimu menjadi simbol kekuasaan bagiku
Karena akulah sang ratu
Tak bisa tertawa dan menangis untukmu
Tak bisa berbagi dan bermanja padamu
Tak bisa habiskan waktu bersamamu
Tahta dan singgasana adalah milikku
Tapi, sebenarnya hati yang ku milikinhanya serpihan pasir dan debu tak berharga
Aku bisa perintahkan mereka untuk tunduk padaku
Tapi, aku tak bisa peritahkan dirimu untuk setia padaku
Tak bisa memaksamu untuk selalu ada di sisiku
Ketika ku buka mataku, hanya sepi yang ku temui
Ku bisa pertahankan ego dan wibawaku dengan tidak menangisimu
Tapi, disaat itulah singgasana dalam hatiku runtuh
Akulah sang ratu yang sebenarnya tak punyai apapun
Ratu yang tak punya tahta dan singgasana untuk dibanggakan
Seharusnya aku bisa puas hanya dengan menjadi ratu yang bertahta di singgasana hatimu
Ratu yang memiliki singgasana yang tak terlihat oleh mata
Tapi, berada di suatu tempat yang paling indah
Ratu yang tak punyaharta, tapi, bisa sebut namamu beribu kali
Ratu tanpa prajurit, tapi, bisa genggam tanganmu hingga kematian yang melepaskan genggaman tangan kita
Sungguh aku tak sanggup menjadi sang ratu
Aku ingin menjadi wanita biasa
Wanita yang bisa ucapkan kata cinta
Wanita yang bisa meneteskan airmata
Nb : Terinspirasi dari kisah cinta Deok Man dan Bidam dalam drama "The Great Of Queen Seon Deok"
_Cherry Sakura_
KUTUKAN TERINDAH
Kutukan yang terus menerus
Yang membuatmu terlahir tak diinginkan
Hadir tak diharapkan
Ada tak diindahkan
Kekuasaan yang membuatnya tak bisa maafkan kesalahanmu
Tak bisa ampuni dosamu
Tak bisa juga dengarkan suaramu
Karena tahta, kau tak bisa mendekatinya
Tak bisa peluk dirinya apalagi mencintainya
Bahkan untuk sekedar sebut namanya
Karena dialah Yang Mulia
Yang diharuskan untuk menghukum pengkhianat
Yang harus melihatmu dihukum mati karena kesalahanmu yang tak percaya padanya
Dia yang harus diam ketika prajurit hadang kau dengan pedangnya
Yang tetap membisu ketika prajurit lesatkan patahnya ke arahmu yang berusaha mendekat
Dialah Sang Ratu
Yang tak boleh sambut dirimu yang mulai tertatih
Mendekat dengan cucuran darah yang membanjir sebagai bukti permohonan maafmu
Ratu yang tak diperbolehkan untuk mendekat padamu
Agar kau bisa sampaikan perkataan yang tak sempat ucapkan
Ratu yang tak bisa berteriak bertanya
Ratu yang tak bisa menjerit pilu dan ulurkan tangannya ketika kau terjatuh
Dan aku lahir dari rasa pilu itu
Tercipta dari rasa pedih dan tak puas
Akan berakhir seperti itukah cinta kalian?
Berakhir dengan perasaan perih
Hancur karena kepercayaan yang begitu rapuh
Aku ada untuk menghapus tragedi itu
Sisi lemah Sang Ratu yang lahirkanku
Karena itu, ku belokkan waktu agar kau dan dia bisa bertemu kembali
Aku adalah dia, tapi, aku bukan Snag Ratu
Karena itu, janganlah kau merasa takut
Aku akan segera berlari menyongsongmu ketika kau melangkah ke arahnya
Aku akan berteriak bertanya agar dia bisa dengar perkataanmu
Aku akan sangga dirimu ketika kau mulai terjatuh dan ku peluk luka hatimu
Agar kau tak lagi menangis dalam diam
Aku sambut tanganmu dan ku genggam erat agar kalian tak lagi terpisah
Aku akan ubah tragedi itu menjadi sebuah sihir
Sihir yang akan membuatmu dan dia tersenyum bahagia
Bukankah Sang Ratu juga berhak untuk bahagia dan mencintai?
Bukankah seorang pengkhianat berhak untuk untuk dimaafkan dan diberi kesempatan?
Bukankah kalian berhak untuk saling mencintai dan hidup bahagia bersama?
Karena aku ingin ubah tragedi itu menjadi sebuah sihir yang indah
Maka kujadikan diriku sebagai simbol kebahagiaan kalian
Hingga aku lupa cara untuk bersedih
Aku ada untuk menolong kalian hingga aku tak pernah belajar untuk meminta tolong
Bila kali ini aku yang berteriak meminta tolong
Bersediakah kalian tersenyum seperti saat tahta belum memisahkan kalian?
Bersediakah kalian tertawa sebelum kekuasaan bedakan kalian?
Bersediakah kalian untuk saling mempercayai sebelum kalian saling berprasangka?
Bersediakah kalian saling memaafkan sebelum rasa curiga membunuh kalian berdua?
Dan bisakah kalian kembali saling mencintai seperti saat sebelum aku ada?
_Cherry Sakura_
* Ditulis hari Minggu, 14 Februari 2010 karena nyesak melihat ending dari kisah cinta Deok Man dan Bidam
Komentar
Posting Komentar