CINTA SEJATI YANG TAK
TERGANTIKAN
TERGANTIKAN
Bicara soal cinta sejati, kebanyakan dari kita pasti akan langsung terpikirkan kisah Romeo And Juliet. Begitu banyak muda mudi yang sedang jatuh cinta mengagungkan kisah cinta yang ditulis oleh William Shakespeare tersebut. Kisah dimana sepasang kekasih rela mati demi cinta. Bagi sebagian orang mungkin itu romantis, tapi, bagiku itu sangat mengerikan. Ayolah, bagaimana bisa bunuh diri menjadi sesuatu yang romantis jika dalam agama saja bunuh diri adalah hal yang dilarang. Bahkan semua agama tidak ada yang membenarkan bunuh diri.
Jika kebanyakan orang lain langsung teringat dan memilih Romeo And Juliet sebagai pemilik kisah cinta sejati, aku justru langsung teringat kisah antara Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah sebagai kisah cinta sejati yang sebenarnya. Cinta yang sebenarnya sangat indah dan agung untuk sepasang manusia.
Bagi para pembenci, mereka pasti akan mengatakan Nabi Muhammad adalah seorang pedofil atau laki - laki tidak setia dengan nafsu sex yang besar karena memiliki banyak istri. Tapi, ada satu hal yang dilupakan para pembenci tersebut yakni kenyataan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memiliki istri lain selain Siti Khadijah selama istri pertamanya itu masih hidup.
Seandainya saja tidak ada perintah dari Tuhan untuk Sang Nabi menikah kembali, mungkin Nabi Muhammad tidak akan pernah menikah kembali. Begitu besar cinta Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah hingga mampu membuat Siti Aisyah cemburu. Aisyah bahkan mengatakan tidak ada seorangpun dari istri - istri Nabi Muhammad yang bisa membuatnya cemburu selain Siti Khadijah.
Aisyah memang tidak pernah melihat Khadijah, tapi, ia tak kuasa menyimpan rasa cemburunya. Karena rasa cemburunya, Aisyah pernah membanggakan dirinya yang jauh lebih muda sedangkan Khadijah hanyalah seorang wanita tua di hadapan Nabi Muhammad. Ya, Aisyah merupakan satu - satunya gadis perawan yang dinikahi Nabi Muhammad SAW sedangkan Siti Khadijah adalah janda yang usianya jauh lebih tua dari Nabi sendiri. Dan sungguh, Nabi marah mendengar perkataan Aisyah sehingga membuat Aisyah berkata tidak akan pernah lagi menyebut - nyebut nama Siti Khadijah.
Siti Khadijah bukan hanya sebatas istri, tapi, juga kekuatan untuk Nabi. Ia beriman ketika orang - orang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad. Iapun rela mengeluarkan hartanya demi perjuangan agama Islam. Khadijah yang semula kaya raya rela menjadi papa karena hartanya habis demi menegakkan Agama Islam dan membela sang suami. Apa Siti Khadijah pernah mengeluh dengan kehidupannya yang jungkir balik setelah menjadi Istri Sang Nabi? Tidak sama sekali. Siti Khadijah tetap ikhlas dan setia mendampingi Nabi Muhammad. Jadi, bagaimana mungkin Sang Nabi bisa melupakan Istri pertamanya begitu saja?
Cinta yang dimiliki Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah sangatlah indah. Siti Khadijah boleh saja berpulang lebih dulu meninggalkan Nabi Muhammad, tapi, kenangan tentangnya seolah terukir abadi dalam benak dan hati Sang Rasul Allah. Bagaimana Aisyah tidak cemburu jika Sang Nabi masih saja menyebut - nyebut nama istri pertamanya tersebut meski sang istri sudah lama tiada?
Tidak hanya sekedar menyebut nama Siti Khadijah, Nabi Muhammad juga begitu memuliakan sahabat - sahabat Siti Khadijah yang masih hidup. Jika beliau bertemu dengan sahabat almarhumah istrinya, beliau tidak segan membentangkan selendangnya untuk diduduki. Bila beliau menyembelih seekor kambing, beliau tidak pernah lupa membagi - bagikan daging kambing tersebut untuk sahabat atau kerabat Siti Khadijah.
Jika ditelisik lebih jauh lagi, tidak ada seorangpun dari istri - istri beliau yang bisa menggantikan posisi Siti Khadijah di hati Nabi Muhammad. Di antara istri - istri beliau, Siti Aisyah boleh saja menjadi istri kesayangan dimana para istri yang lain terkadang merasa cemburu karenanya. Tapi, jika Siti Aisyah saja justru cemburu pada seseorang yang bahkan tidak pernah dilihatnya maka bisa dibayangkan bagaimana sebenarnya rasa cinta Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah dan betapa seringnya beliau mengingat - ingat istri pertamanya.
Jangankan Siti Aisyah, aku pun terkadang merasa cemburu dengan cinta Sang Nabi untuk Siti Khadijah. Kau tahu, itulah yang dinamakan dengan sebenar - benarnya cinta. Cinta yang tulus dan membawa kepada kebaikan. Cinta yang sesungguhnya tak pernah mati bahkan ketika yang tercinta itu telah berpulang. Tidakkah kau juga cemburu melihat Siti Khadijah yang dicintai sedemikian besarnya oleh Nabi?
Bagi Nabi Muhammad, Siti Khadijah adalah yang terbaik dan tidak pernah tergantikan. Ketika Siti Aisyah mengatakan 'bukankah Allah SWT telah menggantinya dengan yang lebih baik?', Rasullullah menjawab dengan mengatakan bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah menggantinya dengan yang lebih baik darinya.
Sungguh, inilah cinta yang benar - benar pantas untuk diagungkan. Melihat cinta Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah, bisakah kita juga belajar untuk mencintai dengan cara seperti itu? Cinta yang membawa pada kebaikan, cinta yang tidak pernah mati. Cinta yang tak pernah melupakan. Ya, Nabi Muhammad tidak pernah melupakan kebaikan - kebaikan Siti Khadijah, tak pernah melupakan bagaimana Siti Khadijah mendampinginya dalam suka maupun duka.
Jika melihat fenomena di zaman sekarang, sungguh mustahil menemukan cinta yang seperti itu. Bukan hal yang aneh jika sekarang begitu mudahnya seseorang untuk jatuh cinta lagi hingga melupakan cinta yang dulu menemaninya di kala susah. Begitu mudahnya untuk melupakan siapa yang dulu selalu setia mendampingi dari titik terendah. Dan sangat mudah bagi mereka meninggalkan cinta sejatinya hanya untuk cinta sesaat yang bisa membawa pada kehancuran.
Untuk para suami yang sedang tersesat, seburuk apapun istrimu, dirinyalah yang dulu menerimamu apa adanya dan bersedia mendampingimu dari nol. Jika ia sudah tidak cantik lagi, jangan jadikan itu alasan untuk mencari yang lain. Kau bisa saja menemukan wanita yang lebih cantik dan muda, tapi, kau belum tentu bisa menemukan kembali seseorang yang bisa menjadi kekuatanmu ketika kau terpuruk. Seseorang yang bisa menjadi rumah yang nyaman untukmu.
Kau bisa saja memiliki istri kedua dan istri ketiga, tapi, ingatlah istri pertama ibarat amal shalehmu. Ia akan selalu bersamamu kapanpun dan dimanapun. Jangan lupakan perjuangannya ketika ia mendampingimu. Jangan lupakan bahwa ialah yang telah melahirkan anak - anakmu. Tahukah kau alasan lain kenapa Nabi Muhammad tak pernah bisa melupakan Siti Khadijah dan mengatakan tak ada yang lebih baik darinya? Itu karena melalui Siti Khadijah, beliau memiliki keturunan. Karena Siti Khadijahlah yang telah melahirkan anak - anak beliau.
Nah, jika Nabi Muhammad saja begitu mengagungkan ibu dari anak - anaknya, kenapa kau tak bisa melakukan hal yang sama? Kau memang bukan Nabi Muhammad yang mulia, istrimu juga bukanlah Siti Khadijah yang sempurna. Ada banyak cacat cela yang kalian miliki, tapi, jika kalian berusaha untuk saling setia mungkin kisah cinta kalian juga akan semanis kisah Nabi Muhammad dan Khadijah. Ya, mungkin saja Tuhan akan kembali mempertemukan kalian di syurga-Nya. Bukankah cinta sejati pasti akan dipertemukan kembali?
Cinta yang dimiliki Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah sangatlah indah. Siti Khadijah boleh saja berpulang lebih dulu meninggalkan Nabi Muhammad, tapi, kenangan tentangnya seolah terukir abadi dalam benak dan hati Sang Rasul Allah. Bagaimana Aisyah tidak cemburu jika Sang Nabi masih saja menyebut - nyebut nama istri pertamanya tersebut meski sang istri sudah lama tiada?
Tidak hanya sekedar menyebut nama Siti Khadijah, Nabi Muhammad juga begitu memuliakan sahabat - sahabat Siti Khadijah yang masih hidup. Jika beliau bertemu dengan sahabat almarhumah istrinya, beliau tidak segan membentangkan selendangnya untuk diduduki. Bila beliau menyembelih seekor kambing, beliau tidak pernah lupa membagi - bagikan daging kambing tersebut untuk sahabat atau kerabat Siti Khadijah.
Jika ditelisik lebih jauh lagi, tidak ada seorangpun dari istri - istri beliau yang bisa menggantikan posisi Siti Khadijah di hati Nabi Muhammad. Di antara istri - istri beliau, Siti Aisyah boleh saja menjadi istri kesayangan dimana para istri yang lain terkadang merasa cemburu karenanya. Tapi, jika Siti Aisyah saja justru cemburu pada seseorang yang bahkan tidak pernah dilihatnya maka bisa dibayangkan bagaimana sebenarnya rasa cinta Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah dan betapa seringnya beliau mengingat - ingat istri pertamanya.
Jangankan Siti Aisyah, aku pun terkadang merasa cemburu dengan cinta Sang Nabi untuk Siti Khadijah. Kau tahu, itulah yang dinamakan dengan sebenar - benarnya cinta. Cinta yang tulus dan membawa kepada kebaikan. Cinta yang sesungguhnya tak pernah mati bahkan ketika yang tercinta itu telah berpulang. Tidakkah kau juga cemburu melihat Siti Khadijah yang dicintai sedemikian besarnya oleh Nabi?
Bagi Nabi Muhammad, Siti Khadijah adalah yang terbaik dan tidak pernah tergantikan. Ketika Siti Aisyah mengatakan 'bukankah Allah SWT telah menggantinya dengan yang lebih baik?', Rasullullah menjawab dengan mengatakan bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah menggantinya dengan yang lebih baik darinya.
Sungguh, inilah cinta yang benar - benar pantas untuk diagungkan. Melihat cinta Nabi Muhammad untuk Siti Khadijah, bisakah kita juga belajar untuk mencintai dengan cara seperti itu? Cinta yang membawa pada kebaikan, cinta yang tidak pernah mati. Cinta yang tak pernah melupakan. Ya, Nabi Muhammad tidak pernah melupakan kebaikan - kebaikan Siti Khadijah, tak pernah melupakan bagaimana Siti Khadijah mendampinginya dalam suka maupun duka.
Jika melihat fenomena di zaman sekarang, sungguh mustahil menemukan cinta yang seperti itu. Bukan hal yang aneh jika sekarang begitu mudahnya seseorang untuk jatuh cinta lagi hingga melupakan cinta yang dulu menemaninya di kala susah. Begitu mudahnya untuk melupakan siapa yang dulu selalu setia mendampingi dari titik terendah. Dan sangat mudah bagi mereka meninggalkan cinta sejatinya hanya untuk cinta sesaat yang bisa membawa pada kehancuran.
Untuk para suami yang sedang tersesat, seburuk apapun istrimu, dirinyalah yang dulu menerimamu apa adanya dan bersedia mendampingimu dari nol. Jika ia sudah tidak cantik lagi, jangan jadikan itu alasan untuk mencari yang lain. Kau bisa saja menemukan wanita yang lebih cantik dan muda, tapi, kau belum tentu bisa menemukan kembali seseorang yang bisa menjadi kekuatanmu ketika kau terpuruk. Seseorang yang bisa menjadi rumah yang nyaman untukmu.
Kau bisa saja memiliki istri kedua dan istri ketiga, tapi, ingatlah istri pertama ibarat amal shalehmu. Ia akan selalu bersamamu kapanpun dan dimanapun. Jangan lupakan perjuangannya ketika ia mendampingimu. Jangan lupakan bahwa ialah yang telah melahirkan anak - anakmu. Tahukah kau alasan lain kenapa Nabi Muhammad tak pernah bisa melupakan Siti Khadijah dan mengatakan tak ada yang lebih baik darinya? Itu karena melalui Siti Khadijah, beliau memiliki keturunan. Karena Siti Khadijahlah yang telah melahirkan anak - anak beliau.
Nah, jika Nabi Muhammad saja begitu mengagungkan ibu dari anak - anaknya, kenapa kau tak bisa melakukan hal yang sama? Kau memang bukan Nabi Muhammad yang mulia, istrimu juga bukanlah Siti Khadijah yang sempurna. Ada banyak cacat cela yang kalian miliki, tapi, jika kalian berusaha untuk saling setia mungkin kisah cinta kalian juga akan semanis kisah Nabi Muhammad dan Khadijah. Ya, mungkin saja Tuhan akan kembali mempertemukan kalian di syurga-Nya. Bukankah cinta sejati pasti akan dipertemukan kembali?
_Cherry Sakura_
Komentar
Posting Komentar